Wujudkan Lansia Tangguh Melalui Kegiatan Posyandu Lansia

Rabu, 7 Agustus 2024 petugas wilayah Kelurahan Kademangan melakukan kegiatan rutin yaitu posyandu lansia di RT 24. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung kehidupan lansia agar tetap sehat, mandiri, aktif dan produktif (SMART) yang dapat dilakukan melalui pendampingan perawatan jangka panjang secara utuh. Program Lansia merupakan salah satu program Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kademangan yang telah dilaksanakan secara berkelanjutan, berupa Posyandu lansia dan Kunjungan rumah pada lansia, dimana Tim Puskesmas dan seluruh lintas sektor berproses untuk mewujudkan program  "Lansia Tangguh". Lansia tangguh adalah seseorang atau kelompok Lansia yang berumur diatas 60 tahun bercirikan Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif, yang diwujudkan dengan cara melaksanakan kegiatan Promotif (promosi), Preventif (pencegahan), Kuratif (pengobatan) dan Rehabilitatif (pemulihan), pada lansia. International Council on Active Aging, atau ICAA, merumuskan 7 dimensi lansia yang tangguh, dimana active aging memiliki filosofi bahwa tiap individu dapat hidup sepenuhnya dengan ketujuh dimensi ini. Dimensi-dimensi yang ada saling tumpang tindih dan berkoordinasi untuk menyediakan lingkungan yang baik untuk ditinggali. Ketujuh dimensi tersebut yang disebut 7 Dimensions of Wellness menurut ICAA (2013) adalah: 

  1. Emosional: Emosi atau perasaan adalah lensa yang digunakan orang untuk melihat dunia, dan kemampuan untuk menyadari dan mengarahkan emosi membantu menciptakan keseimbangan dalam hidup. Mengatasi tantangan dan berperilaku dengan cara yang dapat dipercaya dan penuh hormat menandakan kesehatan emosional; atribut yang dapat didorong melalui konseling sebaya, manajemen stres, humor/tawa, dan cerita personal.
  2. Intelektual, kognitif: Terlibat dalam kegiatan kreatif dan aktivitas yang merangsang secara intelektual adalah pendekatan yang terbukti berhasil untuk menjaga pikiran tetap waspada dan terfokuskan. Ada banyak cara untuk tetap aktif secara intelektual, termasuk mengambil kursus akademik, membuat jurnal, melukis, atau bergabung dengan lembaga teater, juga menantang diri sendiri dengan permainan dan teka-teki.
  3. Profesional, vokasional: Pekerjaan yang memanfaatkan keterampilan seseorang sambil memberikan kepuasan pribadi sangat berharga bagi masyarakat maupun individu. Berpartisipasi dalam angkatan kerja yang dibayar dan tidak dibayar berarti mempertahankan atau meningkatkan keterampilan, serta membantu orang lain. Lansia dapat berkontribusi kepada sebagai profesional masyarakat  yang berpengalaman, pengasuh, mentor, guru, dan sukarelawan. Panggilan di waktu luang dalam seni dan melalui hobi berguna dalam memelihara keterampilan vokasional.
  4. Sosial: Interaksi sosial dengan keluarga, teman, tetangga, dan kelompok sebaya yang dipilih dapat bermanfaat untuk menjaga kesehatan lansia. Kontak personal dengan bergabung ke suatu klub, bepergian, mengunjungi teman dan keluarga, terlibat dalam pengalaman antargenerasi (seperti berkreasi dengan anak-anak sekolah dasar) memberikan manfaat bagi semua orang yang terlibat.
  5. Spiritual: Hidup dengan makna dan tujuan hidup, dipandu oleh nilai-nilai pribadi, adalah kunci perasaan sejahtera dan koneksi ke dunia yang lebih besar. Kegiatan berbasis keyakinan kelompok dan individu, meditasi pribadi, latihan mindfulness (yoga, tai chi), dan merasakan keindahan alam dapat memberikan kesempatan untuk spiritual.  
  6. Lingkungan: Dikelilingi oleh lingkungan alami dan buatan manusia, serta dengan pengelolaan yang baik, berarti menghormati sumber daya dengan memilih proses “hijau” yang menggunakan kembali dan mendaur ulang barang. Ini juga berarti mencari cara untuk membawa masyarakat ke lingkungan alam dan mendorong kehidupan aktif perkotaan dan melalui properti desain yang menekankan jalan setapak, meditasi, kebun sayur, dan pilihan serupa.
  7. Fisik: Tujuan hidup mandiri dimiliki oleh banyak orang, dan kesehatan fisik diperlukan untuk mencapainya. Pilihan gaya hidup yang dapat mempertahankan serta meningkatkan kesehatan dan kemampuan fungsional antara lain; melakukan aktivitas fisik, memilih makanan sehat dengan nutrisi yang cukup, tidur yang cukup, mengelola stres, membatasi asupan alkohol, tidak merokok, membuat janji untuk pemeriksaan, dan mengikuti rekomendasi medis. Pendekatan berbasis kekuatan dapat digunakan oleh pekerja sosial untuk memaksimalkan potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh lansia, guna menjadi lansia yang tangguh, dilihat dari kemampuannya memenuhi 7 Dimensions of Wellness ini. Maka, artikel ini membahas bagaimana pendekatan berbasis kekuatan dapat membantu lansia mencapai kesejahteraan yang holistik, mulai dari fisik, lingkungan, spiritual, sosial, profesional, intelektual, serta emosionalnya.  

Share Berita Ini